SISTEM KONTROL PERALATAN LISTRIK DAN KEAMANAN RUANGAN TERPADU BERBASIS INTERNET OF THINGS
SISTEM KONTROL PERALATAN
LISTRIK DAN KEAMANAN RUANGAN TERPADU BERBASIS INTERNET OF THINGS
Anindya Drysca Kurniasari, Rachman Alfa Fatansyah, Suryono*), Samuel BETA Kuntardjo*)
Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang,
Semarang 50275
80% pemborosan yang
terjadi diakibatkan oleh factor manusia. Pemborosan terbesar terjadi di
gedung-gedung milik pemerintah, dan laboratorium adalah salah satunya. Selain
pemborosan, hal yang umumnya terjadi pada laboratorium adalah pencurian. Untuk
menghindari pemborosan serta pencurian maka dibuatlah perangkat yang dapat
mengontrol peralatan listrik dan memantau kondisi ruangan dari jarak jauh
menggunakan konsep Internet of Things yang dapat terhubung dengan ponsel cerdas.
Perangkat yang dibuat dapat mengontrol dan memantau kondisi peralatan seperti
AC, proyektor, lampu, dan gerendel elektrik. Sebelumnya telah dibuat perangkat
yang dapat mengontrol dan menatau dari jarak jauh tetapi alat tidak dipasang
parallel dengan alat yang sudah ada, sehingga saat sistem rusak tidak ada
sistem cadangan dan semua peralatan tidak dapat digunakan lagi, selain itu perangkat yang
dibuat sebelumnya memiliki tampilan yang kurang menarik dam menggunakan server
pribadi sehingga instalasi menjadi susah.. Sejumlah fitur seperti
tombol pengontrol, status peralatan, dan video dikemas menjadi satu dengan
antarmuka yang dibuat menggunakan Blynk. Selain dapat dioperasikan melalui
ponsel cerdas yang terhubung dengan internet, peralatan listrik juga dapat diopersikan melalui
sakelar on/off untuk mengontrol lampu dan remot untuk mengontrol AC dan
proyektor secara manual. Setiap peralatan listrik dapat dikontrol secara manual dan otomatis menggunakan sensor PIR yang mendeteksi gerakan
manusia. Pintu juga dapat dibuka dengan adanya sensor Piezoelektrik. Proses pembuatan terdiri dari tahapan perencanaan, perancangan, implementasi, pengukuran, dan
pengujian. Hasil dari perangkat yang dibuat adalah
perangkat yang mudah dipasang dan dapat dioperasikan secara multi-platform.
Kata kunci :Internet of Things, ponsel cerdas, kamera IP, Blynk, sensor PIR, piezoelektrik.
ABSTRACT
80% of the electricity
waste occuredis caused by human factors. The biggest wasting occurs in government
buildings, and laboratories are one of them. Besides waste, the most common
thing that prone to happen in laboratories is theft. To avoid waste and theft,
devices are made that can control electrical equipment and monitor the
condition of the room remotely using the concept of the Internet of Things that
can be connected to a smartphone. Devices that are made can control and monitor
the condition of equipment such as air conditioners, projectors, lights, and
electric latches. Previously made devices that can control and manage remotely
but the device is not installed in parallel with existing tools, so that when
the system is damaged there is no backup system and all equipment cannot be
used anymore, other than that the devices made previously have a less
attractive appearance and using a private server makes installation difficult.
A number of features such as control buttons, equipment status, and video are
packaged together with an interface created using Blynk. Besides being able to
be operated via a smartphone connected to the internet, electrical equipment
can also be operated via an on / off switch to control the lights and remote to
control the AC and projector manually. Every electrical equipment can be
controlled manually and automatically using a PIR sensor that detects human
motion. The door can also be opened with a piezoelectric sensor. The
manufacturing process consists of the stages of planning, design,
implementation, measurement, and testing. The result of the device made is a
device that is easy to install and can be operated in a multi-platform.
Keywords :Internet of Things, smartphone, IP camera, Blynk, PIR.sensor, piezoelectric
1. PENDAHULUAN
Efisiensi
energi dapatdiartikan sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi energi yang
dibutuhkan dalam menghasilkan suatu jenis produk maupun jasa tanpa mengurangi
kualitas dari produk dan jasa yang dihasilkan. Efisiensi energi dapat dilakukan
oleh manusia dengan cara menggunakan lampu tipe compact fluorescent lamp (CFL)
sebagai pengganti lampu pijar untuk menghasilkan intensitas cahaya yang sama,
atau memperbanyak jendela di langit-langit (skylights), sehingga
dapatmenghindari penggunaan lampu dan AC di siang hari. Walau terlihat mudah,
pemborosan energi masih kerap dilakukan oleh manusia. Faktanya, pemborosan
energi secara umum disebabkan sekitar 80 persen oleh faktor manusia dan 20
persen disebabkan oleh faktor teknis. Sektor yang melakukan pemborosan yang masih
boros energi meliputi gedung perkantoran, gedung pemerintah, pusat
perbelanjaan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan perhotelan. (ESDM,
2011) Rincin presentase pemborosannya adalah berikut: di rumah tangga 10%, di
gedung perkantoran milik swasta 20%, industri 25%, toko-toko dan pasar 25%,
sedangkan di kantor-kantor pemerintah 25-30%. (Agustinus, 2016)
Selain
efisiensi energi keamanan adalah hal yang juga perlu diperhatikan saat
mendesain sebuah ruangan, terutama jika ruangan yang didesain adalah ruangan
yang memiliki barang berharga di dalamnya. Peningkatan keamanan dapat dilakukan
dengan cara membuat petugas keamanan berjaga di ruangan yang kita inginkan,
atau membuat instalasi keamanan elektronik seperti memasang CCTV, dan memasang
rangkaian sensor yang dapat menunjang keamanan.
Di
ruangan Laboratorium, terdapat banyak barang berharga seperti toolkit,
proyektor, alat peraga dan barang barang elektronik berharga lainnya. Barang
tersebut rawan hilang karena laboratorium sering ditinggal begitu saja seusai
digunakan. Menugaskan staf keamanan di laboratorium akan sangat mahal dan tidak
efisien, sehingga digunakan sensor-sensor untuk menjaga keamanan ruang
Laboratorium.
Terdapat
inovasi untuk mengontrol peralatan di laboratorium dan mengamankan ruangan
dengan cara memantau ruangan laboratorium dengan memasang kamera internet (IP
camera). Tetapi terdapat kelemahan dari sistem terdahulu, yaitu tidak ada tanda
akan kerusakan ataupun kemalingan saat tidak membuka aplikasi, sehingga
pengamanan yang dilakukan akan menjadi kurang efisien.
Dari
uraian di atas, muncul gagasan untuk membuat “Pengontrol Peralatan Listrik
Terpadu dengan Keamanan Ruangan Berbasis Internet
of Things” dengan memanfaatkan teknologi sebagai kontrol
peralatan pada ruangan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Berkaitan dengan judul yang
ditentukan, ada beberapa contoh penelitian yang berhubungan dengan tugas akhir
ini. Penelitian-penelitian tersebut banyak yang menggunakan mikrokontroler
seperti Arduino Uno, ATMega16, ATMega8535, Raspberi Pi, dan sebagainya.
Pengontrol suhu ruang (Prihatmoko, 2017) dan pengendalian pendingin ruangan
(Khozaimi, Fuad, & Aliansyah, 2015) menggunakan Arduino Uno, pengontrol
peralatan listrik (Prakoso, Irfani, Khrisna, & Kuntardjo, 2017) dan tugas
akhir yang akan dibuat menggunakan Arduino Mega 2560 sebagai pemroses utama dan
Arduino Nano sebagai pemroses utama remot LCD. Mikrokontroler lain juga
digunakan dalam penelitian lainnya, seperti AT89S52 dalam sistem kontrol
penerangan, pendingin ruangan, dan telepon otomatis (Puspadini & Bahriun,
2013), ATMega16 dalam pengendali peralatan elektronik dalam rumah (Desyantoro,
Rochim, & Martono, 2015), ATMega8535 dan PLC dalam sistem pengendali
peralatan elektronik serta pemantauan suhu ruangan (Purnomo, Setyo, Murtianta,
& Utomo, 2014), Raspberri Pi dalam sistem pengontrolan peralatan listrik
(Nanda & Susandri, 2015) dan pengendali piranti elektronik (Giant, Drajat,
& Sudjadi, 2015) dan TL-MR3020 pada sistem monitoring kondisi rumah
(Supatmi, Nizar, & Fahlevi, 2014)
Sensor yang digunakan untuk
mendeteksi gerak adalah sensor PIR seperti yang digunakan oleh alat pengontrol
peralatan listrik (Desyantoro et al., 2015; Nanda & Susandri, 2015; Prakoso
et al., 2017) dan penerangan otomatis (Puspadini & Bahriun, 2013).
Selain sensor PIR, ada
beberapa masukan yang digunakan untuk penelitian-penelitian tersebut. Seperti
sensor LDR untuk mendeteksi cahaya yang ada di proyektor (Prakoso et al., 2017;
Saputro, 2017) , dan cahaya ruangan (Desyantoro et al., 2015), kemudian sensor
suhu yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan, digunakan DHT11 (Prakoso et
al., 2017; Purnomo et al., 2014; Supatmi et al., 2014) dan LM35
(Desyantoro et al., 2015),
modul IR untuk menyalakan proyektor (Prakoso et al., 2017; Saputro, 2017) dan
saklar untuk menyalakan dan mematikan lampu (Nanda & Susandri, 2015;
Prakoso et al., 2017; Puspadini & Bahriun, 2013)
Untuk luaran banyak penelitian
yang menggunakan LCD untuk menampilkan informasi seperti dalam sistem kontrol
penerangan (Purnomo et al., 2014; Puspadini & Bahriun, 2013), pengaturan
suhu (Prihatmoko, 2017) dan kontrol peralatan listrik (Desyantoro et al.,
2015), untuk sistem pengontrol peralatan listrik banyak yang memakai lampu
(Desyantoro et al., 2015; Nanda & Susandri, 2015; Prakoso et al., 2017;
Purnomo et al., 2014; Puspadini & Bahriun, 2013; Supatmi et al., 2014) dan
AC (Khozaimi et al., 2015; Nanda & Susandri, 2015; Prakoso et al., 2017;
Purnomo et al., 2014; Puspadini & Bahriun, 2013), relai (Desyantoro et al.,
2015; Giant et al., 2015; Nanda & Susandri, 2015; Prakoso et al., 2017;
Puspadini & Bahriun, 2013; Supatmi et al., 2014) dan kamera (Giant et al.,
2015; Prakoso et al., 2017; Supatmi et al., 2014) sebagai keluaran.
Sebagai antarmuka dan
penghubung antara alat dan pengguna, digunakan ponsel pintar (Giant et al.,
2015; Khozaimi et al., 2015; Prakoso et al., 2017; Saputro, 2017; Supatmi et
al., 2014) pada sisi pengguna, dan pada alat, terdapat beragam pilihan seperti
ethernet shield (Khozaimi et al., 2015), modul nirkabel ESP32 (Saputro, 2017)
dan modul bluetooth HC-05 (Giant et al., 2015; Prakoso et al., 2017; Supatmi et
al., 2014) untuk menghubungkan alat ke perangkat pengguna.
3. METODE
Sistem kontrol peralatan
listrik dan keamanan ruangan terpadu berbasis IoT ini dirancang dengan beberapa
sistem yang terbagi menjadi empat bagian. Keempat bagian yaitu masukan,
pemroses, keluaran, dan konektivitas. Komponen masukan yang digunakan pada alat
ini adalah sensor arus ACS 712, LDR, saklar magnet, sensor PIR, sensor suhu
DHT11, sensor getar piezoelektrik, dan rangkaian driver AC dan proyektor. Lalu
pada bagian pemroses/mikrokontroler menggunakan Arduino Mega 2560. Pada bagian
luaranya terdapat saklar elektronik untuk mengontrol lampu, solenoid doorlock,
dua buah AC, Arduino Nano V3 yang berfungsi sebagai remot proyektor, dan
alarm. Komponen konektivitas tang
digunakan adalah Ethernet Shield WR5100. Diagram blok alat akan ditunjukkan
pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram
Blok Sistem
Sistem dimulai saat alat
dihubungkan dengan sumber tegangan. Sistem menunggu apakah sudah terhubung
dengan internet atau belum. Ketika sudah terhubung ke internet sistem akan
menginisialisasi aplikasi android. Dalam sistem ini terdapat moda aktivitas
yang akan dinyalakan pertama kali pada saat sistem pertama kali dinyalakan.
Ketika moda aktivitas menyala maka kondisi pintu akan terbuka dan alarm mati.
Dalam moda aktivitas, pertama-tama sistem akan membaca perintah yang akan
diberikan. Sistem diatur untuk membaca perintah pada 2 pasang lampu, 2 AC,
Proyektor, dan pengaman pintu. Ketika sistem masih dalam moda aktivitas, sistem
akan selalu membaca perintah yang diberikan. Dalam moda aktivitas juga dapat
mengatur kunci sementara pada ruangan dengan menggunakan sandi ketukan. PIR
akan membaca aktivitas di dalam ruangan apakah selama 30 menit masih ada
pergerakan yang terdeteksi. Apabila dalam 30 menit dalam moda aktivitas tidak
terdapat pergerakan, sistem secara otomatis beralih ke moda nonaktivitas.
Sistem juga dapat mematikan moda aktivitas secara langsung melalui ponsel
pintar yang akan mengalihkan sistem ke moda nonaktivitas. Pada moda
nonaktivitas kondisi pintu akan terkunci dan semua peralatan akan dimatikan.
PIR akan mendeteksi apakah pada ruangan terdapat pergerakan atau tidak. Ketika
terdapat pergerakan dalam moda nonaktivitas, Alarm akan menyala dan sistem akan
mengirimkan pesan ke ponsel pintar segingga pengguna dapat mengecek aktivitas
yang diperinatkan melalui kamera IP. Alarm hanya dapat dimatikan dengan
mengaktifkan moda aktivitas melalui ponsel pintar. Setiap perubahan yang
terjadi pada sistem akan disinkronisasi dengan ponsel pintar. Sistem dilengkapi
dengan UPS sehingga saat listrik padam, kamera tetap merekam, sensor PIR tetap
mendeteksi pergerakan dalam keadaan luring, semua peralatan listrik tidak
dikendalikan, pintu terkunci secara elektronik dan hanya bisa dibuka secara
manual. Selain itu, sistem juga dilengkapi dengan lampu darurat sehingga ketika
listrik padam, ruangan tidak sepenuhnya gelap, aktivitas tidak sepenuhnya
terganggu, dan proses perekaman tetap mendapat cahaya seperlunya.
Detektor status getaran
digunakan untuk mendeteksi apakah terdapat getaran akibat ketukan pada pintu.
Detektor status getaran ini menggunakan elemen piezoelektrik. Elemen
piezoelektrik akan membaca ketukan yang diberikan pada pintu dan mengirimkan
hasil pembacaan pada Arduino Nano V3. Jika hasil pembacaan sesuai dengan
ketukan yang tersimpan di dalam pemroses, pintu akan terbuka. Elemen
piezoelektrik terhubung dengan pin analog 0 dan ground Arduino Nano V3 yang
diparalel dengan Resistor 10kΩ. Pembacaan getaran dilakukan pada Arduino Nano
V3. Hasil dari pembacaan dikeluarkan melalui pin digital 4 dan 5 sebagai
indikator benar atau salah dan keluaran digital 3 pada Arduino Nano V3
merfungsi untuk mengirimkan logik pada Arduino Mega 2560. Jika ketukan sesuai
dengan sandi, maka LED hijau (LED 6) akan menyala, pin digital 3 akan
mengirimkan logik “1”, dan Arduino Mega 2560 Akan membuka gerendel
elektrik, dan jika salah, LED20 akan
berkedip, pin digital 3 akan mengirimkan
logik “0” dan gerendel elektrik tidak akan terbuka, Pada gambar 2, tergambar
hubungan pin antara elemen piezoelektrik dengan Arduino Mega 2560.
Detektor status nyala AC
digunakan untuk mendeteksi apakah AC nyala atau mati dalam keadaan yang sebenarnya.
Rangkaian detector nyala AC mengunakan komponen utama optocoupler yang berupa photo transistor yang dipasang pararel
dengan LED indikator pada AC. Berdasarkan konfigurasi rangkaian maka keluaran
rangkaian akan berlogika ‘0’ saat LED indikator AC menyala atau berlogika ‘1’
saat LED indikator AC padam. Keluaran dari rangkaian detektor AC terhubung
dengan Arduino Mega 2560 pin digital 3 dan 5. Pada gambar 3 hubungan pin antara
rangkaian detektor AC dengan Arduino Mega 2560.
Detektor status nyala lampu
digunakan untuk mendeteksi apakah lampu nyala atau mati dalam keadaan yang
sebenarnya. Detektor status dari lampu menggunakan sensor ACS712 yang
mendeteksi aliran arus listrik pada beban lampu. Sensor ini mendeteksi
perubahan medan magnet yang timbul saat adanya aliran arus listrik pada sensor
tersebut. Keluaran dari sensor ACS712 berupa tegangan analog yang besarnya
sebanding dengan perubahan arus dengan nilai saat tidak ada arus yang mengalir
adalah 2,5 volt. Keluaran dari sensor ACS712 terhubung dengan Arduino Nano V3
dan setelah Arduino Nano menentukan apakah lampu nyala dan mati, data digital
dikirim ke Arduino Mega 2560 pin digital. Pada gambar 4 tergambar hubungan pin
antara sensor arus ACS712 dengan Arduino Mega 2560:
Detektor status nyala listrik
digunakan untuk mendeteksi apakah listrik nyala atau padam dalam keadaan yang
sebenarnya. Detektor status nyala listrik ini menggunakan sensor arus ACS712.
Sensor ini mendeteksi perubahan medan magnet yang timbul saat adanya aliran
arus listrik pada sensor tersebut. Keluaran dari sensor ACS712 berupa tegangan
analog yang besarnya sebanding dengan perubahan arus dengan nilai saat tidak
ada arus yang mengalir adalah 2,5 volt. Keluaran dari sensor ACS712 terhubung
dengan Arduino Mega 2560 pin Analog 0. Pada gambar 5 tergambar hubungan pin
antara sensor arus ACS712 dengan Arduino Mega 2560:
Detektor status pergerakan digunakan
untuk mendeteksi apakah di dalam ruangan terdapat pergerakan. Detektor status
pergerakan ini menggunakan modul sensor PIR. Modul sensor PIR terhubung dengan
pin digital 41 dan 43 masukan Arduino Mega 2560 yang digunakan untuk mendeteksi
gerakan manusia. Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang
dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda
dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu
tubuh kira-kira 36 derajat celcius yang merupakan suhu panas yang khas yang
terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian
ditangkap oleh sensor Pyroelectric yang merupakan inti dari sensor PIR ini,
sehingga menyebabkan sensor Pyroelectric yang terdiri dari galium nitrida,
caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Arus listrik ini
kemudian diolah hingga menghasilkan suatu keluaran yang dapat diproses oleh
mikrokontroler. Pada Gambar 6 tergambar hubungan pin antara sensor PIR dengan
Arduino Mega 2560.
Detektor status pintu
digunakan untuk mendeteksi apakah pintu terbuka atau tertutup dalam keadaan
yang sebenarnya. Rangkaian pemantau kondisi menggunakan sakelar magnetik yang
terhubung dengan Arduino Mega 2560 pin digital 6 yang diset sebagai masukan pull-up. Sakelar dipasang pada sisi
pintu diam dan magnet dipasang pada sisi pintu yang bergerak. Saat pintu
tertutup kontak pada sakelar magnet akan menutup karena tertarik oleh magnet
yang dipasang pada sisi pintu yang bergerak. Kondisi logika pada pin digital 6
akan menjadi rendah ‘0’ saat kontak pada sakelar magnet menutup. Pada gambar 7
hubungan pin antara saklar magnetik dengan Arduino Mega 2560.
Detektor status proyektor
digunakan untuk mendeteksi apakah proyektor menyala atau mati dalam keadaan
yang sebenarnya. Rangkaian detektor
status proyektor menggunakan tranduser LDR dan rangkaian pengondisi sinyal
berupa rangkaian komparator. Rangkaian pembagi tegangan antara LDR dengan R 33
KΩ terhubung dengan masukan tak membalik IC Op-Amp. Tegangan pada masukan
membalik akan berubah sesuai dengan cahaya yang diterima oleh LDR. Apabila LDR
menerima cahaya maka hambatannya akan turun sehingga tegangan pada masukan tak
membalik akan semakin besar, sedangkan saat LDR menerima sedikit cahaya maka
hambatannya akan semakin besar sehingga tegangan pada masukan tak membalik akan
semakin kecil. Rangkaian pembagi tegangan yang disusun oleh R 1 KΩ dengan VR 10
KΩ digunakan sebagai nilai referensi yang terhubung dengan masukan membalik
Op-Amp. Nilai dari VR diatur sehingga menghasilkan nilai tegangan yang berada
ditengan-tengah nilai masukan tak membalik saat LDR menerima cahaya dan tidak
menerima cahaya. Rangkaian ini akan menghasilkan logika ‘1’ atau tegangan 5
Volt saat LDR menerima cahaya atau menghasilkan logika ‘0’ atau tegangan 0 Volt
saat LDR tidak menerima cahaya. Keluaran dari rangkaian pengondisi sinyal
terhubung dengan Arduino Mega 2560 pin digital 2. Gambar 8 menunjukkan
hubungan pin antara rangkaian detector status proyektor dengan Arduino Mega
2560:
Pengukur suhu dan kelembaban
digunakan untuk mendmengukur suhu dan kelembaban pada ruangan. Pengukur suhu
dan kelembaban ini menggunakan modul sensor suhu DHT-11. Modul sensor DHT-11
terhubung dengan pin digital 8 masukan Arduino Mega 2560 yang digunakan untuk
mengukur suhu dan kelembaban. Dalam modul sensor DHT-11 terdapat sebuah
thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefficient) untuk mengukur suhu
sebuah sensor kelembaban tipe resitif, dan sebuah mikrokontroler 8 bit yang
mengolah data kedua sensor tersebut dan mengirimnya ke pin masukan Arduino Mega
2560 dengan kabel tunggal untuk komunikasi dua arah. Gambar 9 menunjukkan
hubungan pin antara modul sensor suhu DHT-11 dengan Arduino Mega 2560.
Mikrokontroler
Arduino Mega 2560 digunakan sebagai pemroses dari sistem keamanan ruang
terpadu. Arduino Mega memproses input dari modul sensor arus ACS712, LDR, PIR,
driver AC, driver proyektor, piezoelektrik, dan DHT-11. Selanjutnya data yang
telah diproses akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan keluaran yang
sesuai dengan program pada mikrokontroler. Namun sebelum Arduino Mega
dihubungkan dengan Catu daya 24V 5A, terlebih dahulu masuk ke Modul penurun tegangan LM2596. Arduino Mega 2560 dipilih karena memiliki
banyak port. Mengingat kebutuhan port pada pembuatan sistem keamanan ruangan
terpadu memerlukan banyak port.
Alarm
tanda adanya penyusup pada alat ini menggunakan piezo buzzer. Buzzer merupakan sebuah komponen elektronik
yang berfungsi untuk mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara. Buzzer yang
digunakan pada system keamanan ruang terpadu yaitu buzzer 5 V. Buzzer berbunyi
saat modul sensor PIR mendeteksi adnya pergerakan saat dalam moda non
aktivitas. Buzzer terhubung dengan pin digital 9 pada Arduino sebagai keluaran.
Gambar 10 menggambarkan hubungan pin antara alarm dengan Arduino Mega 2560.
Lampu darurat terhubung dengan
saklar elektronik, sehingga saat ACS712 mendeteksi padamnya listrik, relai akan
menyalakan lampu darurat. Penggerak relai terhubung dengan Arduino Mega 2560
pin digital 31. Pada gambar 11, tergambar hubungan pin antara saklar lampu
dengan Arduino Mega 2560. Lampu drurat menggunakan lampu LED 7W yang dapat
menyimpan data di dalam lampu.
Rangkaian pengontrol pintu
terdiri dari saklar elektrik dan gerendel elektrik. Gerendel elektrik dipasang
pada sisi pintu diam, yang digunakan untuk membuka penguncian pintu secara
elektronik dan akan mengunci secara otomatis 10 detik setelah pintu dibuka.
Pintu juga dapat dibuka dengan cara mengetuk pintu sesuai dengan sandi ketuk
yang telah ditentukan. Ketukan akan dibaca oleh sensor piezoelektrik yang
terhubung dengan Arduino Nano V3 kemudian diproses untuk menentukan apakah
sandi benar atau salah. Saat sandi benar, Arduino Nano V3 akan mengurim data ke
Arduino Mega 2560 dan Arduino Mega 2560 akan meggerakkan relai agar pintu
terbuka selama 10 detik hingga gerendel elektrik tertutup kembali secara
otomatis. Kerja dari gerendel elektrik dikontrol menggunakan penggerak relai
yang masukannya terhubung dengan Arduino Mega 2560 pin digital 23.Gambar 12
menunjukkan hubungan pin antara gerendel elektrik dengan Arduino Mega 2560.
Pendingin ruangan yang ada
pada sistem pengaman ruangan terpadu adalah AC DaiKin dan Panasonic yang telah
diberi sambungan pada tombol dan LED fisik dengan rangkaian seperti gambar
berikut:
Pendingin ruangan menggunakan
penggerak relai yang terpasang pararel dengan sakelar manual yang terdapat pada
AC. Saat pin keluaran Arduino Mega 2560 yang terhubung dengan masukan penggerak
relai diaktifkan sesaat maka kontak relai akan bergerak ke NO (Normally Open)
sesaat, hal ini menyebabkan AC akan padam saat AC dalam kondisi menyala atau AC
akan menyala saat AC dalam kondisi padam. Pin masukan penggerak relai untuk
mengontrol AC terhubung dengan Arduino Mega 2560 pin digital 27 dan 29. Gambar 13
menunjukkan hubungan pin antara pendingin ruangan dengan Arduino Mega 2560.
Keluaran Push Button AC 1 pada gambar
diparalel dengan tombol soft on pada
AC 1 dan keluaran Push Button AC 2 diparalel
dengan tombol soft on pada AC 2.
Remote proyektor yang digunakan pada sistem pengaman ruangan
terpadu adalahmikrokontroller Arduino Nano V3 yang terhubung dengan lampu infra
merah sebagai pemancar dan LED sebagai indikator nyala remote. Arduino Nano telah di program untuk memancarkan LED
inframerah sesuai dengan kode pulsa proyektor yang telah disalin sebelumnya
dari remote proyektor asli dengan bantuan sensor IR. Rangkaian akan menacarkan
kode sinar inframerah saat pin digital 12 pada Arduino Nano dalan kondisi
rendah. Penggerak relai digunakan untuk mengubah kondisi logika pada pin
digital 12 Arduino Nano dari tinggi menjadi rendah saat penggerak diaktifkan.
Masukan dari penggerak relai terhubung dengan pin digital 25 Arduino Mega 2560 dan tombol tekan fisik yang
tersambung dengan ground. Saat pin digital 25 Arduino Mega 2560 diaktifkan maka rangkaian
pengontrol proyektor akan memancarkan sinar inframerah. Begitu pula untuk
saklar tekan, saat tombol ditekan maka rangkaian pengontrol proyektor akan
memancarkan sinar inframerah. Gambar 14 hubungan pin antara remote proyektor dengan Arduino Mega 2560.
Saklar lampu yang digunakan
adalah saklar lampu hotel yang termasuk dalam golongan saklar single pull double throw (SPDT) sehingga
tidak memiliki posisi nyala dan mati yang tetap. Saklar lampu terhubung dengan
saklar elektronik, sehingga dapat dimatikan dengan cara menekan saklar fisik
maupun melalui ponsel pintar. Dua buah masukan penggerak relai terhubung dengan
Arduino Mega 2560 pin digital 6 dan 7. Gambar 3.15 menunjukkan hubungan pin
antara saklar lampu dengan Arduino Mega 2560.
Untuk konektivitas, system ini
menggunakan Ethernet shield WR5100 yang terubung dengan koneksi internet LAN .
Ethernet Shield WR5100 menggunakan kabel LAN yang terhubung dengan router
sebagai penghubung ke Internet. Data akan dikirim kepada peladen blynk dan
ditampilkan di ponsel pintar. Kamera IP akan disambungkan secara langsung ke
internet menggunakan LAN nirkabel yang dihasilkan oleh router. Data akan
dikirimkan ke peladen untuk ditayangkan sembari disimpan ke dalam kartu SD.
Catu
daya merupakan sumber tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian.
Rangkaian catu daya pada alat ini dilengkapi dengan fuse sebagai pengaman, fuse
berperan menjadi pemutus rangkaian ketika adanya pemakaian arus yang berlebihan
di dalam rangkaian.
4.
PENGUKURAN DAN PENGUJIAN
Pengukuran catu daya dilakukan
dengan cara melakukan pengukuran pada masukan AC, masukan pengatur tegangan 12
V, keluaran pengatur tegangan 12V, masukan pengatur tegangan 5V, dan keluaran
pengatur tegangan 5V terhadap ground. Hasil pengukuran catu daya disajikan pada
tabel 1
Parameter
|
Hasil pengukuran
|
|||
Vin AC
|
228V
|
|||
Vin DC Regulator 12 V
|
Beban penuh
|
23,98
V
|
Beban nol
|
24,2
V
|
Vin DC Regulator 5V
|
Beban penuh
|
11,64
V
|
Beban nol
|
12,02
V
|
Vout DC Regulator 12V
|
Beban penuh
|
11,64
V
|
Beban nol
|
12,02
V
|
Vout DC Regulator 5V
|
Beban penuh
|
5,20
V
|
Beban nol
|
4,89
V
|
Sistem memiliki penurun
tegangan yang berfungsi untuk mengatur tegangan sesuai dengan kebutuhan.
Terdapat dua buah penurun tegangan, yaitu penurun tegangan 12 V dan penurun
Tegangan 5V. Penghitungan hasil keluaran penurun tegangan dilakukan dengan cara
menghitung regulasi beban dengan rumus 3.1:
[ (Tegangan beban nol-tegangan beban penuh)/(Tegangan beban nol) x 100% ] (3.1)
Keluaran
terminal 12 volt saat beban nol =
12,02 volt
Keluaran
terminal 12 volt saat beban penuh = 11,64 volt
Regulasi
beban pada keluaran 12 volt =
[ (Tegangan beban nol-tegangan beban penuh)/(Tegangan beban nol) x 100% ] = [ (12,02-11,64)/12,02 x 100% ] = 3,161%
Keluaran
terminal 5 volt saat beban nol =
5,20 volt
Keluaran
terminal 5 volt saat beban penuh = 4,89
volt
Regulasi
beban pada keluaran 5 volt =
[ (Tegangan beban nol-tegangan beban penuh)/(Tegangan beban nol) x 100% ] = [ (5,20-4,89)/5,20 x 100%] = 5,96%
Pengukuran modul sensor arus
dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran arus lampu pada sensor arus dan
ampere meter. Hasil pengukuran arus disajikan pada tabel 2
Peralatan
|
Kondisi
|
|||
Padam (mA)
|
Menyala (mA)
|
|||
ACS712
|
Ampere
meter
|
ACS712
|
Ampere
meter
|
|
Lampu 1
|
52,8
|
20
|
1510,3
|
1500
|
Lampu 2
|
26,4
|
0
|
1243,5
|
1200
|
Pengukuran Modul Sensor Suhu
dilakukan dengan cara membandingkan hasil –pengukuran suhu pada sensor dan pada
termometer di ruangan yang dipanaskan. Pengujian tidak dilakukan di suhu ruang
karena suhu ruangan memiliki rentang yang terbatas. Hasil pengukuran suhu termometer dan DHT-11
disajikan pada tabel 3.
No
|
Pengukuran
|
|
Termometer
|
Sensor DHT-11
|
|
1
|
30 0C
|
30,18 0C
|
2
|
31 0C
|
31,04 0C
|
3
|
32 0C
|
31,90 0C
|
4
|
33 0C
|
32,77 0C
|
5
|
34 0C
|
33,63 0C
|
6
|
35 0C
|
34,50 0C
|
7
|
36 0C
|
35,36 0C
|
8
|
37 0C
|
36,23 0C
|
9
|
38 0C
|
37,11 0C
|
10
|
39 0C
|
37,98 0C
|
11
|
40 0C
|
38,86 0C
|
Pengukuran dilakukan dengan
cara mengukur tegangan masukan dan luaran optocoupler
pada detektor status nyala AC. Hasil
pengukuran rangkaian sensor cahaya optocoupler disajikan pada tabel 4. Rangkaian sensor cahaya optocoupler digunakan untuk
memantau status kerja dari AC. Jenis optocoupler
yang digunakan adalah photo
transistor.
Parameter
|
Hasil pengukuran
|
|
AC mati
|
AC nyala
|
|
VIN AC1
|
0 volt
|
2,47 volt
|
VOUT AC1
|
5,06 volt
|
0,4 volt
|
VIN AC2
|
0 volt
|
1,9 volt
|
VOUT AC2
|
5,06 volt
|
0,6 volt
|
Pengukuran dilakukan dengan
cara mengukur hambatan LDR, tegangan pada V+ di pin 3, tegangan pada V- di pin
2, tegangan pada VOUT di
pin 6 dan tegangan keluaran rangkaian yang masuk ke Arduino Mega 2560. Rangkaian sensor cahaya LDR digunakan sebagai status kerja dari proyektor. Hasil dari pengukuran
rangkaian sensor LDR disajikan pada tabel 5.
Parameter
|
Hasil pengukuran
|
|
Proyektor padam
|
Proyektor menyala
|
|
R LDR
|
170,0 kΩ
|
12,0 kΩ
|
VIN+ (Pin 3)
|
1,51 volt
|
8,35 volt
|
VOUT (pin 6)
|
0 volt
|
9,30 volt
|
VOUT rangkaian
|
0 volt
|
5,11 volt
|
Pengujian Respon
Modul Sensor Piezoelektrik
Pengujian dilakukan dengan
mencoba melakukan prosedur pembukaan pintu dengan cara mengetukkan sandi
ketuknya. Pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali dengan sepuluh orang yang
berbeda untuk mendapatkan presentase keberhasilan alat dan data responden untuk
membuktikan seberapa mudah alat untuk digunakan dalam skala 1 untuk paling
susah hingga 5 untuk paling mudah. Responden akan diajarkan cara penggunaan
alat, mencoba alat, dan mengisi kuisioner tentang seberapa mudah alat untuk
digunakan. Sandi ketuk disetel dengan empat kali ketukan. Hasil dari pengujian
respon sensor piezoelektrik dapat dilihat pada tabel 6
Nama
|
Tanggal
Pengujian
|
Kemudahan
dalam Pemakaian (1-5)
|
Berhasil/Tidak
Berhasil
|
Latifah
|
25-08-2019
|
4
|
Berhasil
|
Gagas
|
25-08-2019
|
4
|
Berhasil
|
Imam
|
25-08-2019
|
4
|
Berhasil
|
Samara
|
25-08-2019
|
5
|
Berhasil
|
Nafi
|
25-08-2019
|
5
|
Berhasil
|
Rega
|
26-08-2019
|
4
|
Berhasil
|
Ahmad
|
26-08-2019
|
5
|
Berhasil
|
Taufiq
|
26-08-2019
|
3
|
Berhasil
|
Raka
|
26-08-2019
|
5
|
Berhasil
|
Ika
|
26-08-2019
|
4
|
Berhasil
|
Pengujian CCTV dilakukan
dengan cara menjalankan program untuk membuka CCTV, juga melakukan pengecekan
apakah CCTV mampu merekam keadaan sebelumnya dan melakukan playback. Hasil pengujian ditampilkan pada gambar 16 dan 17.
5. PEMBAHASAN
Tegangan pada catu daya 12V
dan 5V jatuh sekitar 0,4V setelah diberi beban, hal itu terjadi karena adanya
pembebanan pada catu daya. Hal yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah menaikkan sedikit tegangan sehingga keluarannya menjadi lebih
mendekati ideal. Sensor arus ACS 712 memiliki hasil pembacaan yang cukup acak
polaritasnya, tetapi hal tersebut dapat diantisipasi dengan cara mengambil
nilai maksimal pembacaan sensor arus dalam satu detik, kemudian memproses nilai
maksimal sesuai rumus perkalian ACD712. Sensor suhu DHT-11 memiliki akurasi
yang kurang baik untuk suhu tinggi, semakin tinggi suhu, akurasi semakin
rendah. Tetapi untuk suhu ruang, akurasi DHT cukup baik. Optocoupler dalam
rangkaian detektor nyala AC bekerja dengan baik. IC komparator CA3140 pada
rangkaian detektor nyal proyektor juga bekerja dengan baik. Rangkaian driver
berfungsi dengan baik, berhasil memberikan tegangan keluaran ke Arduino, dan
mampu memberikan hasil yang baik pada aplikasi. Hasil pengujian dari modul
piezoelektrik membuktikan bahwa butuh waktu satu hingga dua kali uji coba bagi
pengguna baru untuk berhasil membuka pintu. Dengan rata-rata nilai kemudahan
4,3, hal ini membuktikan bahwa modul piezoelektrik mudah untuk digunakan. Kemudahan
dalam penggunaan diperlukan untuk memastikan apakah teknologi ini lebih
memudahkan atau malah lebih menyusahkan calon pengguna.
Berdasarkan pengukuran,
pengujian dan analisis data maka sistem kontrol peralatan listrik dan keamanan
ruangan terpadu berbasis internet of things dapat bekerja sesuai dengan
semestinya. Pada pengukuran didapat bahwa setiap komponen dapat bekerja dengan
baik. Untuk sakelar tukar, relai, dan setiap komponen yang berfungsi sebagai
kontaktor dapat tersambung dan terputus, menyebabkan alat bekerja untuk nyala
dan mati. Komponen alarm mampu mengeluarkan suarasaat pergerakan yang dicurigai
terdeteksi. Komponen umpan balik seperti sensor arus dan driver indikator memberikan umpan balik yang baik, walau terdapat
jeda. Sensor getar piezoelektrik dapat membaca getaran yang diberikan kepada
pintu.
6. KESIMPULAN
Dari
pelaksanaan tugas akhir “Sistem Kontrol Peralatan Listrik dan Keamanan Ruangan
Terpadu Berbasis Internet of Things”, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pembuatan perangkat
pengontrol peralatan listrik terpadu dengan keamanan yang dapat dikendalikan
dari jarak jauh dilakukan dengan menggunakan Arduino, sensor-sensor yang
menunjang keamanan seperti PIR dan Piezoelektrik, perangkat elektronik yang
dapat menunjang kemampuan kontrol jarak jauh seperti relai dan optocoupler.
Dengan antarmuka dan peladen Blynk, alat dapat diakses menggunakan internet
dari mana saja.
2) Menghubungkan perangkat dengan jaringan internet agar dapat
diakses melalui ponsel pintar dilakukan dengan cara menghubungkan Arduino Mega
2560 sebagai pemroses utama ke peladen dan aplikasi Blynk, dan memasang
aplikasi Blynk ke ponsel yang akan digunakan untuk mengontrol sistem.
3) Pembuatan antarmuka
untuk menampilkan indikator keadaan peralatan listrik di dalam ruangan yang
dapat dilihat melalui ponsel pintar dilakukan melalui Blynk dengan cara
mengatur masukan atau luaran apa yang diinginkan dan pada pin berapa masukan
dan luaran ditujukan.
4) Pemaduan fungsi
kontrol menggunakan saklar maupun menggunakan ponsel pintar secara bersamaan
dilakukan dengan memasang saklar dan ponsel pintar secara parallel sehingga
kedua masukan dapat sampai ke pin masukna pemroses. Cara ini diterapkan pada
AC, dan proyektor. Sementara pada lampu, digunakan instalasi saklar hotel agar
lampu bisa dinyalakan dan dimatikan dari dua perangkat yang berbeda
5) Otomatisasi
peralatan listrik ruangan apabila terjadi perubahan aktivitas yang sedang
berlangsung dilakukan dengan cara memberikan posi moda aktivitas dan moda
nonaktivitas. Moda nonaktivitas nyala secara otomatis saat tidak ada aktivitas
selama 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Abdil, M. (2015). Sensor Cahaya Solar
Cell. Diambil 23 Agustus 2019, dari YKT Publisher website:
http://margionoabdil.blogspot.com/2015/03/sensor-cahaya-solar-cell.html
Alexander, D., & Turang, O.
(2015). Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan Penghematan Pemakaian Lampu
Berbasis Mobile. Seminar Nasional Informatika 2015, 2015(November),
75–85. Diambil dari https://media.neliti.com/media/publications/174003
Baskara WR. (2011). Sensor PIR
(Passive Infra Red). Diambil 23 Agustus 2019, dari Sains dan Teknologi website:
http://sainsdanteknologiku.blogspot.com/2011/07/sensor-pir-passive-infra-red.html
Chamdun, M., Rochim, A. F., &
Widianto, E. D. (2014). Sistem Keamanan Berlapis pada Ruangan Menggunakan RFID
(Radio Frequency Identification) dan Keypad untuk Membuka Pintu Secara
Otomatis. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 2(3), 187–194.
https://doi.org/10.14710/JTSISKOM.2.3.2014.187-194
Chodon, P., Adhikari, D. M., Nepal,
G. C., Rajen, B., Gyeltshen, S., & Chencho. (2013). Passive Infrared ( PIR
) Sensor Based Security System. International Journal of Electrical,
Electronics and Computer Systems, 14(2), 804–807.
Crook, J. (2012). Apple Has Sold Over
400 Million iOS Devices: 9.5% Growth Since March | TechCrunch. Diambil 23
Agustus 2019, dari Tech Crunch website: https://techcrunch.com/2012/09/12/apple-has-sold-over-400-million-ios-devices-9-5-growth-since-march/
Darmawan, F. D. (2013). Rancang
Bangun Sistem Pemantauan Pemakaian Listrik Menggunakan Metode Pengukuran Arus.
STIKOM Surabaya.
Desyantoro, E., Rochim, A. F., &
Martono, K. T. (2015). Sistem Pengendali Peralatan Elektronik dalam Rumah
secara Otomatis Menggunakan Sensor PIR, Sensor LM35, dan Sensor LDR. Jurnal
Teknologi dan Sistem Komputer, 3(3), 405.
https://doi.org/10.14710/jtsiskom.3.3.2015.405-411
Dickson Kho. (2017). Pengertian Optocoupler,
Fungsi dan Prinsip Kerja optocoupler. Diambil 23 Agustus 2019, dari Teknik
Elektronika website:
https://teknikelektronika.com/pengertian-optocoupler-fungsi-prinsip-kerja-optocoupler/
Ferisandriyadi. (2015). Pengertian,
Jenis Dan Fungsi Wireless Router | UNBAJA. Diambil 23 Agustus 2019, dari Universitas Banten Jaya website:
https://unbaja.ilearning.me/2015/11/18/pengertian-jenis-dan-fungsi-wireless-router/
Giant, R. F., Drajat, & Sudjadi.
(2015). Perancangan Aplikasi Pemantau Dan Pengendali Piranti Elektronik pada
Ruangan Berbasis Web. Trasmisi, 2(17), 70–74.
Ginanjar, M. G. (2014). Rancang
Bangun Alat Scoring Board menggunakan ATMega16 Berbasis Web (Vol. 73).
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Immersa Lab. (2018). Pengertian
Ethernet Shield dan Cara Kerjanya - Immersa Lab. Diambil 16 Agustus 2019, dari
http://www.immersa-lab.com/pengertian-ethernet-shield-dan-cara-kerjanya.htm
Khozaimi, A., Fuad, M., &
Aliansyah, R. (2015). Aplikasi Android untuk Pengendalian Pendingin Rungan
Menggunakan Mikrokontroller Arduino. Seminar Teknologi dan Rekayasa (SENTRA),
1(1), 978–979. Diambil dari
http://research-report.umm.ac.id/index.php/sentra/article/view/1978
Kurniawan, I. (2017). Sistem
Pengendali Peralatan Rumah Tangga Berbasis Aplikasi Blynk dan NodeMCU ESP8266
(STMIK AMIKOM Yogyakarta). Diambil dari http://eprints.akakom.ac.id/4894/
Lawa, Z., & Najoan, M. (2012).
Perancangan Teknologi IP Camera di Jaringan Radio Wirelless PT. PLN Wilayah
Suluttenggo. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Unsrat, 1(3),
1–7.
Ma’mun, S. (2010). Rancang Bangun
Sistem Otomasi Lampu Dan Pendingin Ruangan. Universitas Indonesia.
Markho I, Lumenta, A. S., &
Sugiarso. (2016). Augmented Reality Pada Aplikasi Android Untuk
Memperlihatkan Gedung Fatek. 5(1), 40–48.
Metro Manila. (2017). Switch Mode
Power Supply Explained with Common Topologies | ElectronicsBeliever. Diambil 23
Agustus 2019, dari Electronics Believer website:
http://electronicsbeliever.com/switch-mode-power-supply-explained/
Muqoddas, B. (2009). Sistem
Pengendali Peringatan Dini Kebakaran Pada Ruko Melalui SMS. Neutrino, 1(2),
153–162.
Nanda, M. D., & Susandri. (2015).
Sistem Pengontrolan Peralatan Listrik secara Online Menggunakan Sensor Gerak (
Studi Kasus PT . Capella Dinamik Nusantara Riau ). SATIN - Sains dan
Teknologi Informasi, 1(2).
Prakoso, J. B., Irfani, N. M.,
Khrisna, B., & Kuntardjo, S. B. (2017). Pengontrol Peralatan Listrik dan
Pemantau Ruang Menggunakan Perangkat Internet of Things. Politeknik Negeri
Semarang.
Prasetio, H. (2018). Sistem Informasi
Suhu, Cuaca, Dan Polusi Udara Menggunakan Metode Neural Network di Taman
Rekreasi Sengkaling Universitas Muhammadiyah Malang. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Prihatmoko, D. (2017). Perancangan
dan Implementasi Pengontrol Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno. Simetris :
Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 7(1), 117.
https://doi.org/10.24176/simet.v7i1.495
Purnomo, V. R., Setyo, Murtianta, B.,
& Utomo, D. (2014). Sistem Pengendali Peralatan Elektronik Serta Pemantauan
Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler Dengan Media Komunikasi Jala-Jala. Jurnal
Ilmiah Ilmu Elektronika, 13(1), 37–52.
Puspadini, R., & Bahriun, T. A.
(2013). Perancangan Sistem Kontrol Penerangan, Pendingin Ruangan, dan Telepon
Otomatis Terjadwal Berbasis Mikrokontroler. Singuda Ensokim, 04(2),
41–46.
Riza Maulana. (2016). Pemanfaatan
Sensor Piezoelektrik Sebagai Penghasil Sumber Energi Pada Sepatu.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Salas Tangguh. (2013). Piezoelektrik
Sensor. Diambil 23 Agustus 2019, dari
http://salas-tangguh.blogspot.com/2013/08/piezoelektrik-sensor.html
Saputro, R. D. (2017). Pengendali
Proyektor LCD dari Jarak Jauh dengan Wi-Fi dan Arduino. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sarwono, B. (2010). Aplikasi Sistem
Wireless Infrared Untuk Identitas Parkir Berlangganan. Pens-Its, 1–7.
Diambil dari https://www.pens.ac.id/uploadta/downloadmk.php?id=1854
Supatmi, S., Nizar, T. N., &
Fahlevi, R. (2014). Sistem Kontrol Peralatan Rumah Dan Monitoring Kondisi Rumah
Melalui Internet Berbasis Web Dan Openwrt. Jurnal Teknik Komputer Unikom –
Komputika – Volume 3, No.2 - 2014 SISTEM, 3(2), 23–28. Diambil dari
http://komputika.tk.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v3no2/1-srisupatmi.pdf/ori/1-srisupatmi.pdf
Wanto. (2008). Rancang Bangun Pengukur
Intensitas Cahaya Tampak berbasis Mikrokontroler. Universitas Indonesia.
Wheat, D. (2011). Arduino
Internals (R. Moore, C. Collins, T. Taylor, & H. Lang, Ed.). Diambil
dari www.apress.com
Wibisono, L. A. (2016). Tugas
Akhir Pengendalian “ Rollbot ” Menggunakan Android Final Project Controlling “
Rollbot ” Using Android Trough. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Yonanda, Y. B. (2017). Monitoring
Arus Beban yang Tersalurkan Pada Gardu Induk PLTU Gresik Dengan Android
Menggunakan Bluetooth HC-O5 Berbasis Mikrokontroler ARM. Universitas
Muhammadiyah Gresik.
Komentar
Posting Komentar